PEMBANGKANGAN PADA ANAK DI ERA GLOBALISASI

Anak itu ibarat bunga mawar…jika dirawat, kita akan merasakan keindahan dari bunga-bunga yang tumbuh dengan subur…tetapi jika tak dirawat maka akan menimbulkan kesan menyebalkan dan tidak indah dipandang mata…
Di era globalisasi sekarang ini, membangkang adalah perilaku yang sedang trend belakangan ini, banyak anak yang mementingkan ego nya sendiri tanpa menghiraukan perintah dari orang tuanya…mengapa begitu? Perilaku tersebut merupakan suatu tindakan anak-anak yang terbentuk karena adanya proses yang tidak sesuai dengan usianya, oleh karena itu perilaku membangkang merupakan suatu bentuk prilaku yang harus dijalani anak dalam tahapan, pengertian dan pemahaman terhadap dunia di luar dirinya, sehingga anak dapat membedakan antara dirinya dengan lingkungan nya. Tahapan ini sering disebut dengan masa diferensiasi.
Proses pembangkangan pada anak diawali dengan rasa tidak nyaman pada diri anak, rasa tidak aman dan rasa ketidaksukaan pada dirinya maupun lingkungannya.
Ciri-ciri pembangkangan pada anak
  1. Tidak ada kontak atau interaksi antara dirinya dengan orang yang menjadi pembangkangnya
  2. Sikapnya menunggu orang yang menjadi pembangkangannya. Jika sedang asyik bermain, maka dalam bermain yang semula aktivitasnya cepat, bila terjadi pembangkangan maka aktivitasnya menjadi lambat.
  3. Anak sering mengalami kebosanan dalam bermain, berpindah dari satu permainan kepada permainan lain dalam waktu singkat, sehingga dalam bermain anak menimbulkan kelabilan afektif, yaitu emosi tempo tantrum(naik turun emosinya).
  4. Dalam meminta atau berinteraksi dengan orang tua dan yang lebih besar, menunjukan perilaku yang tidak tetap, serba salah.
Memang akhir-akhir ini anak melakukan pembangkangan yang sangat sulit ditebak dan diprediksi orang tua, banyak anak yang memberikan kejutan dengan perilaku yang bertentangan dengan harapan orang tua
Oleh karena itu pembangkangan saat ini dapat dibagi mejadi 3 kategori
  1. Pembangkangan Pasif, Pada pembangkangan ini perilaku anak dalam menanggapi reaksi orang lain dengan pasif, karena ia tidak mengerti apa yang dikehendaki orangtua atau yang diiringi orang tua terhadapnya. Karena ketidaktahuannya, maka anak diam dan tidak melakukan suatu reaksi terhadap perintah dan intervensi orang lain terhadapnya.
  2. Pembangkangan Perilaku, Dalam pembangkangan ini anak tidak diam, bersembunyi atau lari dari lingkungan, melainkan menggunakan tingkah laku penolakan dengan mengadakan suatu gerakan atau perbuatan yang menyebabkan orang lain sebel, jengkel atau tidak suka, Perilaku yang dilakukan anak dalam pembangkangan ini menunjukan bahwa ia mempunyai suatu keinginan yang belum terselesaikan. Bisa jadi ia tidak siap, tidak berkeinginan dan tidak senang dengan interaksi orang lain terhadapnya.
  3. Pembangkangan Sikap, Pembangkangan yang dialami pada umunya anak berusaha mengadakan penolakan dalam bentuk diam, atau tidak mengerjakan apa yang telah diperintah, disuruh dan di inginkan orang lain pada dirinya.
Penyebab pembangkangan pada umumnya karena sering anak disalahkan. Dalam hal ini pembangkangan terarah pada sikap terhadap orang yang menjadikan pembangkangan. Biasanya terjadi pada perdebatan atau perbedaan pendapat. Bias jadi ia melakukan suatu perbuatan yang aneh-aneh dengan maksud menunggu reaksi orang lain terhadap dirinya. Bila pembangkangan ini berhasil tanpa adanya tantangan dan ia pun telah puas melakukannya maka ia pun akan kembali pada perilaku semula yang diharapkan orang tuanya atau lingkungannya.
Keberhasilan pembangkanganyang dilalui dengan baik apabila orang tua berusaha untuk tidak melakukan perdebatan. Tindakan paling tepat adalah melakukan perlakuan pasif dan mengarahkan tanpa menyinggung perasaannyayaitu dengan sindiran atau menceritakan suatu sikap yang tidak baik apa yang dilakukan orang lain terhadap orang tuanya.

Sikap anak menjadi kasar bila sikap membangkang anak diterjemahkan dan diartikan oleh oran tua sebagai anak yang tidak mau menurut, tidak sopan atau tidak patuh yang dengan itu orang tua mulai mengadakan penekanan kalimat “harus”, bisa memaksakan anak untuk melakukan perintah itu agar jangan menjadi kebiasaan
Program pengendalian tingkah laku kasar merupakan suatu proses penyelesaian yang dimulai dengan mengkonseling anak yang bertingkah kasar, yang kemudian baru diberikan program dengan tahapan-tahapan. Berikut tahapan yang dimulai secara umum:
  1. Menciptakan suasana rumah yang menyenangkan, rasa aman, dan rasa bebas dari tekanan, dengan cara:
  • Memberikan perasaan yang menyenangkan, penerimaan anak dengan rasa senang
  • Memberikan kesempatan dan kebebasan untuk melakukan apa saja yang tidak merusak dan menghancurkan barang-barang
  • Tidak ada paksaan untuk melakukan apa saja yang diminta ibunya dan ayahnya
  • Mengajak bermain bersama, berpergian bersama, dan melakukan makan bersama-sama dengan diawali mengajak tanpa paksaan
  • Berikan pelukan saat ia dalam kebingungan, dan saat dia akan berusaha melawan dan yang terutama saat ia pulang kerumah.

  • 2. Mengadakan perubahan pikiran dan perasaan ibunya yang menyatakan bahwa anaknya sangat nakal atau bertingkah kasar. Melihat anak bisa dikendalikan dengan baik dan siap menjadi anak baik dengan cara sebagai berikut :
    • Perhatikan semua yang baik dari ucapan sampai perilaku yang baik saja, yang tidak baik jauhkan dari pikiran kita.
    • Memanggil dengan bahasa yang baik, “anak ibu yang baik, pinter dsb”
    • Sampaikan pesan kebaikan,”kamu akan menjadi orang baik…..dll”
    • Mendengarkan apa yang ingin diucapkan tanpa memberikan komentar yang bertentangan atau penolakan.
    • Memberikan kepercayaan padanya untuk melakukan yang dibutuhkan kita dan meminta tolong sesuatu yang ia mampu melakukannya.
    • Mengadakan tindakan dengan memberikan konsekuensi atas prilaku kasar dan prilaku yang tidak menyenangkan baik dirinya maupun sekelilingnya, dengan melakukan sebagai berikut:
    • Mengatakan dengan tegas, singkat, jelas dan pasti, “ibu tidak suka perbuatanmu ini, tinggalkan dan lakukan yang lain”
    • Menolak salah satu yang menjadi kebutuhannyadan yang sangat diharapkannya kemudian tetap untuk tidak memberikan keinginannya itu meskipun ia sudah meminta maaf dan merayu
    • Hindari rengekan dan rayuan yang dapat memberikan rasa kasih dan simpati kita padanya, usahakan untuk tidak mencabut kata-kata “tidak” dan “tidak suka” kita atas perbuatannya itu.
    • Tetap memperhatikan kebutuhan lainnya bukan kebutuhan yang dilakukan tindakan pada poin 3c. menolak keinginan yang satu dan keinginan yang lainnya tetap diberikan seperti biasanya.
    • Menghindari pembahasan kesalahannya, mengomentari kesalahan yang telah kita tetapkan dan menjauhkan diri dari perdebatan.
    • Sabar dan konsisten selalu berusaha terus tanpa menyerah, sehingga kita tidak terkendali dengan perilaku kasarnya.

LAZUARDI KARIMA GLOBAL ISLAMIC SCHOOL


Sekolah adalah wahana bermain sambil belajar yang penuh dengan keceriaan dan kebebasan. Bermain bukanlah hanya kegiatan yang menyenangkan, namun pekerjaan sehari-hari anak yang membantunya belajar dan tumbuh. Dengan bermain, anak belajar tentang dunianya, belaja melakukan sesuatu, memecahkan masalah, menguasai perasaan, menjadi percaya diri, menjadi kuat dan bergaul dengan orang lain, Lazuardi Karima selalu berusaha membangkitkan kreatifitas anak-anak melalui sebuah aktifitas yang paling disukai anak yaitu bermin.
Kami sangat mengehargai setiap potensi yang dimiliki anak, karena setiap anak adalah pribadi yang unik dan memiliki potensi kecerdasan majemuk (Multiple Intelegence) yang berbeda-beda, tidak ada istilah bodoh bagi siswa -siswi kami, tugas teacher di Lazuardi karima adalah bagaimana berusaha melezitkan dan meyeimbangkan kemampuan yang dimiliki siswa tersebut,

Kami berusaha menyuguhkan yang terbaik untuk siswa – siswi kami, di Lazuardi karima pun mengenal system grade atau tingkatan seperti Play group, Kindergarten A and B, kerena memang anak akan lebih cepat belajar ditengah lingkungan peer-groupnya.


Di Lazuardi Karima teacher bukan hanya sebagai subjek tetapi kadang menjadi objek, disadari atau tidak para teacher kadang belajar dari pengalaman-pengalaman yang terjadi pada saat bermain dengan anak-anak, kami selalu dituntut terus untuk belajar dan memperbaharui kemampuan yang telah dimiliki dalam hal kreativitas dan akademiknya.

Kami selalu mensetimulus kemampuan anak dengan cara berbagai permainan dan methode yang sangat berpariatif, hal tersebut dilakukan untuk menumbuhkan kreativitas dan kepercayaaan diri anak , kami sangat percaya kreativitas dan kepercayaan diri anak akan lahir dari suasana yang menyenangkan, ramah dan penuh sasih sayang.